Minggu, 21 Maret 2021

Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif

  1.  Corruption Perception Index
            Merupakan indeks gabungan yang menggambarkan persepsi korupsi disektor public secara global, yang dirilis oleh transparency international. TI merupakan Gerakan secara global yang bekerja lebih dari 100 negara dengan bertujuan untuk mengakhiri ketidakadilan korupsi.
            Metode CPI, rentang indeks CPI 0-100. Diartikan 0=tingkat korupsi sangat tinggi, 100= sangat bersih dari korupsi.Dapat dilihat pada indeks yang berada pada CPI, 5 negara dengan skor tertinggi yaitu New Zealand (88), Denmark (88), Finland (85), Switzerland (85), dan Singapore (85). Adapun 5 negara yang terendah yaitu Venezuela (15), Yemen (15), Syria (14), South Sudan (12), dan Somalia (12).
            Indonesia, pada tahun 2020 berada pada score 37, dengan peringkat 102 dari 180 negara. CPI 2020 dalam berita pada tanggal 28 Januari 2021, mengemukakan bahwa wilayah Asia Pasifik berjuang untuk memerangi korupsi dan mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi yang mendalam dari COVID-19.
        

    2. Global Corruption Barometer 
        GCB adalah survei opini yang mengukur persepsi masyarakat tentang korupsi serta pengalaman masyarakat terkait fenomena ini. Barometer mengumpulkan pendapat publik tentang elemen yang paling korup dari sektor publik, dan yang paling terpengaruh oleh aspek korupsi kehidupan sehari-hari (keluarga, bisnis, politik), serta tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk melawan korupsi.
        Untuk masing-masing negara yang termasuk dalam barometer, responden dipilih sehingga menjadi representatif bagi masyarakat umum. Responden adalah pria dan wanita di atas 15 tahun. Beberapa kelompok responden berbangsa, yang lain perkotaan; para peneliti memastikan bahwa semua kelompok responden memenuhi karakteristik populasi nasional dan dunia.
4 indikator dianggap mengukur korupsi, dengan bobot sebagai berikut:

  1.  Status ratifikasi konvensi kunci (OECD, PBB), 15%
  2. Tingkat persepsi korupsi publik (Indeks Korupsi Transparansi Internasional, data Bank Dunia, data Organisasi Proyek Keadilan Dunia), 25,5%
  3. Pengalaman korupsi publik dan swasta yang dilaporkan (Transparansi Internasional Korupsi Global, Barometer, Survei Perusahaan Bank Dunia), 17%
  4. Pilihan karakteristik negara yang terkait erat dengan korupsi, 42,5%
Karakteristik negara dimaksudkan untuk menangkap mekanisme pencegahan, efek terkait, efek kausal dan efek konsekuensial, dengan tujuan menggali informasi korupsi laten. Indikator ini mengumpulkan hasil yang terkait dengan 4 indikator berbeda:

  1.  Suara warga dan Transparansi
  2. Fungsi dan Efektivitas Pemerintah
  3. Konteks Hukum
  4. Konteks Politik

  3. Bribe Payers IndeX (Indeks Pembayar Suap)
        BPI adalah klasifikasi 30 negara pengekspor, berdasarkan tempat pemberian suap oleh perusahaan, kepada pihak-pihak di luar tujuan asal mereka. Survei ini memeriksa pemberian suap oleh perusahaan yang berbasis di salah satu dari 30 negara pengekspor utama (di tingkat regional atau global).
       Indeks didasarkan pada dua pertanyaan, ditujukan kepada eksekutif di perusahaan yang berbeda. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merujuk pada berbagai praktik perusahaan asing di negara mereka. Untuk mengevaluasi penawaran suap, para eksekutif ditanyai pertanyaan-pertanyaan berikut:
  a. Dari daftar negara di bawah ini, silakan pilih kewarganegaraan perusahaan asing yang memiliki tingkat bisnis yang signifikan di negara Anda?
b.     b. Dalam pengalaman Anda, sejauh mana perusahaan dari negara tertentu melakukan pembayaran tidak resmi atau memberikan suap?
Indeks ini didasarkan pada Executive Opinion Survey (EOS) yang dilakukan oleh World Business Forum. Forum Bisnis Dunia bertanggung jawab atas koordinasi penelitian dan pengendalian kualitas data, tetapi Forum bergantung pada jaringan insititusi yang melakukan penelitian di tingkat lokal. Mitra Forum ini meliputi departemen bisnis universitas nasional, pusat penelitian independen, dan/atau organisasi bisnis.
Indeks Pembayar Suap 2011 sangat menarik perhatian asing penyuapan yang dilakukan oleh perusahaan dari dunia ekonomi terkemuka. Pemerintah negara-negara ini dan wilayah memiliki tanggung jawab yang jelas untuk menangani hal ini masalah, baik melalui peraturan dan hukum.
Pada tabel Bribe Payers Index terdapat 3 negara diperingkat teratas yaitu belanda , swiss dan belgia. Berarti 3 negara tersebut memiliki tingkat suap yang rendah. Lalu, negara Indonesia berada diperingkat 25 dengan score 7.1 dikarenakan masih mengandalan suap untuk melakukan praktik bisnisnya.

4. The Political & Economic Risk Consultancy (PERC) Limited adalah perusahaan konsultan yang berspesialisasi dalam memberikan informasi dan analisis bisnis strategis bagi perusahaan yang melakukan bisnis di Asia Timur dan Tenggara. PERC menghasilkan berbagai laporan risiko di negara-negara Asia, memberikan perhatian khusus pada variabel sosial-politik kritis seperti korupsi, risiko hak kekayaan intelektual, kualitas tenaga kerja, dan kekuatan sistemik lainnya dan kelemahan masing-masing negara Asia.
Laporan Intelijen Asia oleh PERC adalah laporan independen selama dua minggu tentang bisnis dan politik Asia. Dalam laporan Annual Review of Corruption in Asia, ia memberikan gambaran tentang tren korupsi di Asia dan analisis terperinci tentang situasi korupsi di setiap negara.

Di bawah ini adalah bagan yang menunjukkan bagaimana negara lain telah bernasib. Nilai diskalakan dari nol hingga 10, dengan nol menjadi nilai terbaik dan 10 menjadi yang terburuk.

NEGARA

NILAI

Singapore

1.90

Australia

2.50

Japan

3.55

Hong Kong

4.38

USA

5.54

Taiwan

5.75

Macao

6.50

South Korea

6.63

Malaysia

6.78

Philipines

6.85

China

7.08

Thailand

7.13

India

7.25

Indonesia

7.57

Vietnam

7.90

Cambodia

8.13

  
5. Global Competitiveness Index
GCI adalah proyek World Economic Forum (WEF) yang dibuat untuk menganalisis fondasi ekonomi hampir semua negara guna mengevaluasi daya saing setiap negara untuk mencapai produktivitas, pertumbuhan, dan kemakmuran ekonomi yang berkelanjutan (Schwab 2011). 
Indeks Daya Saing Global (GCI) adalah salah satu dari tiga indikator yang digunakan untuk mengevaluasi Tekanan Sosial dan Ketahanan Sosial.
Globalisasi dan Revolusi Industri Keempat telah menciptakan peluang baru tetapi juga gangguan dan polarisasi di dalam dan di antara ekonomi dan masyarakat. Dalam konteks ini, Forum Ekonomi Dunia memperkenalkan Daya Saing Global baru tahun lalu Indeks 4.0, kompas ekonomi baru yang sangat dibutuhkan, membangun pengalaman 40 tahun dalam benchmarking pendorong daya saing jangka Panjang. Terdapat 3 negara teratas yaitu Singapura, Amerika Serikat dan Hongkong.
Dari ketiga negara tersebut dapat disimpulkan bahwa daya saing mereka di tingkat internasional sangat tinggi dengan memenuhi indikator-indikator yang sudah ditentukan oleh world economic forum. Lalu, negara Indonesia terdapat di peringkat 50 dikarenakan belum menjadi negara maju sehingga tidak bisa bersaing dengan negara-negara lainnya.

Sumber :
https://risk-indexes.com/global-corruption-index/
https://www.transparency.org.ro/en/tiropage/global-corruption-barometer
https://issuu.com/transparencyinternational/docs/bribe_payers_index_2011

Jumat, 12 Maret 2021

Kasus-Kasus Sengketa Mata Kuliah Akuntansi Forensik


1. PT Telkom dan PT AriaWest Internasional

PT AriaWest Internasional (AWI) menyatakan akan membawa sengketa bisnis mereka dengan PT Telkom Tbk (Telkom) ke arbitrase Internasional di Geneva. Namun AWI mengakui, arbitrase internasional adalah pilihan yang terakhir, jika negosiasi buy out dengan BUMN terbesar tersebut menemui jalan buntu.

AWI sendiri merupakan perusahaan yang pemegang saham terbesarnya PT Artimas Kencana Murni (52,5%) dan perusahaan telekomunikasi multinasional raksasa AT&T (35%). Perusahaan yang komisaris utamanya Edwin Soerdjajaya ini sedang menjalin hubungan dengan operator telekomunikasi besar Siemens dalam pembangunan SST lain.

Awal mula kasus ini, karena pernyataan pihak AWI ini agaknya ingin menegaskan kembali posisi PT Telkom yang dianggap telah cidera janji dalam kontrak KSO (kerjasama operasi). Sebelumnya,  pada 1 April 2001 AWI mengeluarkan rilis yang menyatakan pihaknya akan menyetop pembayaran pendapatan ke Telkom. Ini terkait dengan tidak dilaksanakannya kewajiban-kewajiban Telkom dalam kontrak KSO.

Sebagai mitra KSO Telkom dalam pembangunan tambahan SST (satuan sambungan telepon) di Divisi Regional (Divre) III Jawa Barat, AWI diwajibkan mengeluarkan MTR (Minimum Telkom Revenue) untuk setiap SST yang telah terpasang. Di pihak lain, Telkom wajib membangun sejumlah 474.000 SST sebagai lawan prestasinya.

Dalam perjanjian itu, Telkom juga menyanggupi menyelesaikan 107.536 SST tambahan di Divre III pada akhir 1997. Atas dasar itulah kemudian AWI menyanggupi dan mulai membayar MTR pada Februari 1996. Akan tetapi, sampai dengan 30 Maret 2001, meminjam istilah AWI, Telkom gagal memenuhi kewajibannya.

Denni menjelaskan bahwa bagaimanapun juga, jumlah MTR adalah fixed karena acuannya adalah jumlah SST yang dianggap telah ada. "Sekarang yang terjadi kami telah membayar MTR tersebut mulai 1996, tetapi SST tambahan yang diperjanjikan ternyata belum terpasang," kata Denni. Itu merupakan konsekuensi logis karena 107.536 SST yang dijadikan asumsi awal tidak terpenuhi sebagaimana mestinya.

Sedangkan menurut Telkom, mereka telah memenuhi target 107.536 SST dan bahkan realisasinya telah melebihi target. Seperti diberitakan Kompas, Presiden Komunikasi Telkom, D. Amarudien, sejak November 1995 telah terbangun sebanyak 152.940 SST atau ALU (access line unit). Ditambah lagi, semua bukti-buktinya telah diserahterimakan kepada Direksi AWI pada 16 Juli 1997. Ketika hal ini dikonfirmasikan ke AWI, mereka menyatakan berkas-berkas yang diserahkan Telkom pada 1997 itu hanyalah merupakan klaim, bukan bukti realisasi proyek. Terlebih lagi, AWI menganggap berkas-berkas tersebut tidak disertai dengan data pendukung yang cukup.

Dan tidak seperti yang diberitakan di beberapa media, Denni mengungkapkan bahwa pembayaran MTR yang dihentikan hanya sebesar 25% dari jumlah yang seharusnya. Sejak 1996 AWI membayar MTR kepada Telkom sebesar Rp340 miliar. AWI menghentikan pembayaran pendapatan atas saham tambahan kepada Telkom itu sebagai upaya untuk mengembalikan kelebihan pembayaran.

 

Sebagai pilihan lain untuk menyelesaikan sengketa dengan Telkom, AWI saat ini tengah serius menjajaki opsi buy out. Akan tetapi, lagi-lagi negosiasi buy out pun berjalan tersendat. Pasalnya, harga yang diajukan Telkom sangat jauh terpaut dengan yang diinginkan AWI. Untuk transaksi buy out ini, AWI mengajukan nilai AS$ 1,3 miliar, sedangkan Telkom di lain pihak merasa cukup dengan angka AS$ 260 juta. Nilai transaksi kedua mitra bisnis ini memang terpaut sangat jauh. Argumen Telkom yang menyertai angka AS$ 260 juta mengacu pada penilaian kinerja AWI. Di sisi lain, AWI menyatakan jumlah itu masih jauh dari hasil proyeksi ABN Amro atas transaksi itu, yaitu sebesar AS$ 675 juta. ABN Amro dalam hal ini, menurut AWI, merupakan konsultan independen yang tidak ada hubungan bisnis dengan AWI dan juga Telkom. "Jadi penilaiannya pasti objektif," tegas Denni .

Sebenarnya, saat kontrak KSO ditandatangani pada 1995, AWI dan Telkom sepakat untuk melakukan kerjasama sampai dengan 2010. Kemudian di tengah jalan, lahirlah UU No.36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, sehingga pemerintah menawarkan mitra KSO Telkom lima opsi, yaitu modifikasi perjanjian, joint venture dengan Telkom atau Indosat, lisensi, dan yang terakhir buy out. Tidak diperlukan analisa khusus untuk mengatakan bahwa negosiasi ini akan berjalan lebih alot ketimbang negosiasi pembelian silang saham Telkom dengan Indosat beberapa waktu lalu. Bila kedua pihak akhirnya sepakat akan membawa sengketa ini ke arbitrase internasional.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) akhirnya menyelesaikan pembelian PT Aria West Indonesia. Persetujuan pembelian ini diperoleh setelah Aria West mencabut gugatannya terhadap Telkom di arbitrase International Chamber of Commmerce (ICC).

Menurut Direktur Utama Telkom Kristiono dalam siaran persnya, Jumat (1/8), perusahaannya mengambilalih seluruh saham Aria West dari PT Aria Infotek milik Edwin Soeryajaya, PT Mediaone International BV (anak perusahaan AT&T Wireless) dan PT Asian Infrastructure Fund. Keseluruhan transaksi ini bernilai US$ 167,77 juta. US$ 58,67 juta dibayar secara tunai (US$ 20 juta telah dibayarkan pada saat penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat pada Mei 2002) dan US$ 109,1 juta akan dibayar dengan promes (tanpa bunga) dalam 10 kali cicilan untuk tiap semester.

Penutupan transaksi pengambil alihan Aria West dan penghentian proses arbitrase di ICC, akan menghilangkan ketidakpastian bagi Telkom dalam membangun jaringan di Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten, kata Kristiono. Aria West merupakan partner Telkom dalam pembangunan jaringan telepon untuk Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten. Akibat krisis moneter, proyek ini terhenti.

Pada Mei 2001 AriaWest mengajukan gugatan terhadap Telkom sebesar US$ 1,3 milyar, ke ICC. Telkom dinilai telah melanggar kontrak kerja sama operasi dengan Aria West sehingga dirugikan US$ 1,3 milyar.

 2. Ayam Goreng Ny Suharti

Ayam goreng salah satu kuliner yang dambaan setiap lapisan masyarakat. Selain bahan baku yang mudah di dapat, ayam goreng bisa dikreasikan dengan bumbu dan sayur apa saja sebagai pendampingnya. Tak heran banyak bisnis kuliner yang mengusung ayam goreng sebagai menu andalan. Yogyakarta menjadi saksi kelahiran aneka makanan legendaris termasuk Ayam Goreng Suharti. Perempuan ini mendapat peran untuk bisa lahir dan besar di daerah istimewa ini. Suharti mengaku bisnis kulinernya tidak akan hadir tanpa resep milik Mbok Berek.

Mbok Berek merupakan salah seorang keluarga Suharti dan juga pencetus dari ayam goreng legendaris yang banyak menjamur di Yogyakarta. Bersama dengan sang suami, Suharti melihat peluang besar untuk mencoba berjualan ayam goreng. Semula ia menjual dalam jumlah sedikit dan melalui pintu ke pintu. Tahun 1962 menjadi saksi perjuangannya dengan penggunaan nama Mbok Berek dalam merek dagangannya.

Setelah melihat banyak kemajuan dari usaha yang digelutinya, Suharti memberanikan diri untuk melepas nama Mbok Berek dan menggunakan namanya sendiri. Selang 10 tahun, Ayam Goreng Suharti pun berdiri pertama kali di Jalan Sucipto No. 208, Yogyakarta. Bangunan tersebut menjadi saksi dan pusat perdagangan bisnis kuliner milik Suharti.

Dua tahun setelah menetap, ia memasarkan ayam gorengnya ke daerah Jakarta, Bandung, Purworejo, Semarang, dan juga Medan. Disusul pada era 1990-an, Ayam Goreng Suharti membuka cabang di Pulau Bali. Ciri khas yang diangkat Suharti dalam bisnis kulinernya adalah penggunaan bahan ayam kampung serta paduan resep sambal ulek buatannya. Tentunya dengan nasi yang cocok di lidah pelanggan, hal tersebut menjadi daya pikat para konsumen dalam berlangganan di sini.

Semakin sukses usaha yang dijalani Suharti, ada saja masalah yang menghampirinya. Ternyata ia dikhianati sang suami yang membawa lari semua usahanya yang sudah mereka rintis sejak awal. Semua cabang yang sudah dibuka pun diakuisisi oleh suaminya.

Hal tersebut dipicu oleh kehadiran orang ketiga yang berhasil menggoda sang suami, Sachlan. Suharti merelakan kejadian pahit tersebut dan memberanikan diri untuk membuka kembali gerai ayam gorengnya di Semarang.

Dengan keberaniannya, Suharti bangkit di tahun 1991, dan membuat logo baru yang tidak bisa ditiru oleh orang lain. Ia menggunakan fotonya sendiri dalam kuliner ayam goreng legendaris ini. Meskipun mengalami pecah kongsi dan pernah dikhianati, kini bisnis kuliner Ayam Goreng Suharti tetap menjadi salah satu kuliner legendaris yang banyak dicari orang.

Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU Perkawinan) telah diatur berdasarkan Pasal 35 ayat (1) bahwa harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama, dengan catatan tidak ada perjanjian perkawinan tentang pemisahan harta. Segala sesuatu benda yang mempunyai nilai ekonomis dapat dikategorikan sebagai harta, baik itu benda tak bergerak (tanah), benda bergerak (emas), juga dalam perkembangan hukum seperti listrik (benda tak berwujud) dikategorikan sebagai sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis.

Kekayaan di bidang Hak Kekayaan Intelektual masuk kategori harta karena merupakan benda tak berwujud yang mempunyai nilai ekonomis. Oleh karena itu secara nasional bahkan internasional telah disepakati bahwa perlu diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. Indonesia juga sudah memiliki peraturan lengkap yang tujuannya adalah melindungi hak kekayaan intelektual yang dalam dunia bisnis memiliki nilai ekonomis.

3. Vincentius Amin Sutanto pada PT Asian Agri Abadi

Tersangka pembobol rekening PT Asian Agri Abadi Oil & Fats Ltd senilai US$ 3,1 juta, atau Rp 30 miliar, Vincentius Amin Sutanto yang kini sudah ditahan Polda Metro Jaya, ternyata sempat berencana melarikan diri ke luar negeri. Dalam penyelidikan, polisi menemukan tiket ke Sidney dan Penang yang akan dipergunakan Vincentius. Direktur Asian Agri Semion Tarigan menyatakan, dia mendapat informasi dari kepolisian bahwa polisi berhasil menemukan dua tiket penerbangan dengan tujuan berbeda. Tiket pertama tertanggal 23 November 2006 dengan tujuan Sidney, Australia, sedangkan satu tiket lagi untuk penerbangan tanggal 24 November 2006 dengan tujuan Penang, Malaysia."Kedua tiket itu sepertinya merupakan upaya untuk melarikan diri setelah pembobolan. Kelihatannya, memang perencanaan Vincentius sudah cukup lama, sejak tahun 2004," kata Semion Tarigan kepada wartawan di Medan, Minggu, (17/12/2006). Upaya pembobolan Vincentius dimulai sejak 15 September 2004, ketika dia mendirikan dua perusahaan fiktif bernama PT Asian Agri Jaya dan PT Asian Agri Utama. Komposisi pengurus dan pemegang saham perusahaan tersebut adalah Hendri Susilo dan Joko Purnomo. Kantornya merupakan Services Office di Sampoerna Strategic Square dan membuka rekening di Panin Bank Cab Lindeteves, Jakarta. Vincentius selanjutnya membuat tiga Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Di Tangerang, dia membuat KTP atas nama Viktor Susanto dan di Singkawang, Kalimantan Barat, atas nama Viktor Setiawan. Lantas pada 15 November 2006, dengan kemampuannya selaku pengawas keuangan pada Asian Agri, dia mengirim dua aplikasi pemindahan dana Asian Agri Abadi Oils & Fats Limited di Bank Fortis Kantor Cabang Singapura secara illegal. Di dalam dua aplikasi tersebut diinstruksikan pemindahan (transfer) dana sebanyak US$ 3,1 juta ke rekening di Bank Panin. Yakni US$ 1,9 juta ke rekening PT Asian Agri Jaya, dan US$ 1,2 juta ke rekening PT Asian Agri Utama. Dana itu diterima pada 16 November. Asian Agri baru mengetahui kasnya dibobol setelah ada konfirmasi dari Singapura pada 16 November.

Kasus itu dilaporkan ke kepolisian Singapura dan ke Polda Metro Jaya. Namun pelaku sudah sempat menarik Rp 200 juta dari rekening PT Asian Agri Jaya. Pelaku hampir berhasil memindahkan semua dana yang ada di dalam rekeningnya jika saja teller Bank Panin tidak hati-hati mencurigai adanya masukan dana ke dalam dua rekening tersebut. Apalagi Vincentius menarik uangnya lagi dalam waktu singkat padahal selama ini rekeningnya tidak aktif. Lantas pada 17 November 2006, Vincentius menghilang dari kantor. Dia menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya pada 11 Desember 2005, sekitar pukul 17.30 Wib diantar Mikael Marut, kuasa hukumnya.

Padahal sejak 5 Desember polisi sudah mengupayakan pencarian Vincentius di luar negeri melalui interpol. Menurut Semion, tertangkapnya Vincentius merupakan upaya dan kerja keras Polda Metro Jaya. "Ini sangat menggembirakan. Kita apresiasi dan salut atas keseriusan polisi menangani masalah ini," kata Semion Tarigan. Sementara mengenai ancaman Vincentius yang akan membeberkan bukti penggelapan pajak Asian Agri, Semion Tarigan menyatakan itu hanya sebatas ancaman. Dikatakannya, Vincentius memang ahli membuat dokumen palsu, ahli komputer dan ahli computer networking. Sehingga gampang baginya memalsukan atau merekayasa data-data perusahaan seolah-olah data tersebut benar. Tetapi Semion yakin, walau bagaimanapun pasti pihak kepolisian lebih ahli.

 

Sumber :

https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol2345/font-size1-colorff0000bsengketa-dengan-telkombfontbrariawest-pertimbangkan-arbitrase-internasional?page=all

https://bisnis.tempo.co/read/9232/telkom-selesaikan-pembelian-aria-west/full&view=ok

https://kumparan.com/viral-food-travel/sempat-bersengketa-dengan-suami-ini-kisah-ayam-goreng-suharti-yang-legendaris-1td7ahY6Da2/full

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5371e6d69a222/hak-kekayaan-intelektual-sebagai-harta-gono-gini/

https://news.detik.com/berita/d-721022/pembobol-rekening-asian-agri-sempat-berencana-ke-luar-negeri

 


Selasa, 30 Juni 2020

Bahasa inggris bisnis 2 L3

Commonly Misused Words
Confusingly Related Words
Preposition

COSTOMER SERVICE (CS) dan CLIENT (C)
CS: Hello, this is Ina speaking, how may I help you?
C: When will my cookies be shipped?
CS: May I know what the buying code was?
C: (Oh, shoot… I forgot about that) Let me check first… *while letting the phone ring for around 1-2 minutes* It’s A1780R.
CS: *types the codes in the computer* Is this your order, Ms C? 8 cookie Packs with a “Good Luck” note.
C: *raises her voice angrily* How can it be?! I am ordering 10 packs of cookies!
CS: *reviewed what she typed in the computer* I’m sorry to hear that. What do you think about filing a complaining ticket, since the IT Team is not currently present?
C: Okay, then. Thank you very much.
CS: You’re welcome! *then closes the phone*

Task June

Name : Lia Setiawati Sadikin
NPM : 26217530
Class : 3EB06
Task : English Business L4

Exercise Page 7
1. The doctor made the patient stay in bed.
2. Mrs. Crane had her house painted.
3. The teacher had the class write a 2000-word research paper.
4. Don got some kids in the neighborhood to clean out his garage.
5. We had a professional photographer take pictures of everyone in our wedding.
6. Alice stopped at the service station to have the tank filled.
7.  I got Mary to lend me some money so I could go to a movie last night.

Exercise Page 15
1. George is a careless writer. He writes carelessly.
2. Frank asked me an easy question. I answered it easily.
3. Ali speaks English very well. He has a very good pronunciation.
4. Hannah dance beautifully. She is a beautiful dancer.
5. Hugh sneaks in quietly. The house he is in is very quiet.

Exercise Page 16
1. I find this case unusual.
Answer:
Unusual = Adverbs

2. He was nervous about it.
Answer:
Nervous = Adjective

3. I found the money easily.
Answer:
Easily = Adverbs

4. We became thirsty.
Answer:
Thirsty = Adjective

5. He suddenly became suspicious.
Answer:
Suddenly = Adverbs

6. He gets tired very quickly.
Answer:
Quickly = Adverbs

Exercise Page 21
1. A : Tom opens the door.
    P : The door is opened by Tom.

2. A : Shakespeare wrote that play.
    P : That play was written by Shakespeare.

3. P : The lesson is going to be explained by the teacher.
   A : The Teacher is going to explain the lesson.

4. A : When did someone invent the radio?
    P : When was the radio invented by someone?

5. A : Shirley has suggested a new idea.
    P : A new idea has been suggested by Shirley.

6. A : Bill will invite Ann to the party.
    P : Ann will be invited to the party by Bill.

7. P : Costumers are served by waitresses and waiters.
    A :Waitresses and waiters serve costumers.

8. A: Does Prof. Jackson teach that course?
   P : Is this course taught by Prof. Jackson?

9. P : I won’t be fooled by his tricks.
    A : His tricks won’t fool me.

10. It rained hard yesterday. (No change)


Exercise Page 23
1. A : Someone handed Ann a menu at the restaurant.
    P :- Ann was handed a menu by someone at the restaurant
      - A menu was handed to Ann by someone at the restaurant.

2. A : They will send you a bill at the end of the month.
    P : - You will be sent a bill by them at the end of the month.
     - A bill will be sent to you by them at the end of the month.

Sabtu, 21 Maret 2020

Nadiem Makarim is the minister of Education and Culture 2019-2024


Nadiem Makarim Biography
By utilizing the sophistication of mobile technology, GO-JEK successfully revolutionized the transportation industry of Ojek. Features offered by GO-JEK are various such as shipping, food delivery, shopping and traveling amid congestion. All the ideas were started from Nadiem Makarim.

Childhood
From the various sources acquired, Nadiem Makarim founder Gojek was born in Singapore, July 4, 1984. He has a father named Nono Anwar Makarim who originated from Pekalongan as a lawyer and mother named Atika Algadrie from Pasuruan working in the field of non-profit. Nadiem Makarim has two sisters.

The wife of Nadiem Makarim named Franka Franklin, they married By utilizing the sophistication of mobile technology, GO-JEK successfully revolutionized the transportation industry of Ojek. Features offered by GO-JEK are various such as shipping, food delivery, shopping and traveling amid congestion. All the ideas were started from Nadiem Makarim. The year 2014 ago. From this marriage, Nadiem Makarim had a son named the Solara Franklin Makarim.

In the know that Nadiem Makarim started ELEMENTARY School in Jakarta, then he graduated high school in Singapore, from Singapore He then went on to study International Relations at Brown University, USA.

Graduate of Harvard University
And for a year Nadiem Makarim participated in the foreign exchange program at the London School of Economics. He also continued his studies at Harvard Business School, Harvard University and graduated with an MBA (Master Of Business Of Administration).

Nadiem Makarim was known to have worked in a Mckinsey & Company a renowned consultant in Jakarta and spent three years working there. He was also known as Co-founder and Managing Editor of Zalora Indonesia and became the Chief Innovation officer Kartuku.

Resign from Zalora and founding Gojek
Armed with many experiences during his work, Nadiem Makarim then ventured to quit his job and established a GO-JEK company in 2011.
          “... I don't feel like working in someone else's company, I want to control my own destiny” – Nadiem Makarim

The simple reason is what makes Nadiem Makarim try to pioneer his own company which became known as GO-JEK with the work experience and has an enterpreneurship spirit.

Gojek Business Ideas
GO-JEK's own transport business idea comes from Nadiem's thinking when he discussions with his subscription Ojek. Nadiem Makarim rarely use cars because of its high mobility, it is more often used Ojek services.

From his bandits with the motorcycle taxi, he found the fact that almost most of the Ojek handyman spent his time waiting only for customers and was hard to find customers.

On the other hand congestion Jakarta worsened then needed a fast transportation service and fast delivery to help the citizens of Jakarta.

The beginnings of Gojek
Later in 2011, GO-JEK as an official company was founded by Nadiem Makarim, who later served as the CEO of GO-JEK. The beginning of Gojek stood, Nadiem had 20 gojek drivers. And the system offered is via phone call center. Where the customer contact the call center directly to get the nearest driver.

At that time, the number of Gojek employees was still very limited and the driver was still very limited. But the belief from Nadiem Makarim for his company made Gojek can survive until it drove the next few years.

Capital injections of large corporations
The Go-Jek service offers convenience and speed by working with the Ojek builders under the GO-JEK company. Go-Jek Nadiem Makarim Service offers delivery of goods and food, transportation, and shopping services. GO-JEK is expanding after 2014 to get an injection of funds from Singapore-based investment company Northstar Group.

The company's positive development makes the Nadiem Makarim motorcycle Taxi Company as well as the injection of funds in the same year from two companies namely Redmart Limited and Zimplistic Pte Ltd.

The biography of Nadiem Makarim: Gojek boom in 2015
Then the name of GO-JEK increasingly more famous in the year 2015 when releasing its mobile application so that more attracting new customers who use their services. Nadiem Makarim itself really utilize the development of technology for the convenience of customers using its GO-JEK service.

GO-JEK customers can use the app via their smartphones to order GO-JEK services, and the GO-JEK tariff is based on the mileage and payment can be used for credit (my wallet).

Originally Nadiem Makarim at the beginning of establishing a GO-JEK company, he only took 20 ojek builders, but now he already has more than 300 thousand Ojek people who are scattered in various regions in Indonesia under the auspices of the company.

Gojek: Number one transportation technology company in Indonesia
All innovations he did so that his business was later covered by the media as a company that revolutionized ojek transportation. Thanks to the hard work of Nadiem Makarim Gojek founder and its employees and the driver, now Gojek is one of the number one technology transportation Service company in Indonesia. Gojek company now serves more than 50 cities in Indonesia and has over 300 thousand drivers spread across Indonesia.

The capitalization value of Gojek company now reaches more than 53 trillion rupiah. It makes Gojek company as one of the unicorn companies or startup companies with a valuation value of more than 1 billion dollars.

That's the information about the founder of GO-JEK and the founding of the GO-JEK company.

Minister of Education and culture
After a long time became Gojek's CEO, then in October 2019 he then chose to resign from Gojek, the company he had built for many years. Although he decided to withdraw, Nadiem Makarim still had a stake of about 4.81 percent.

After his retreat from Gojek, Nadiem Makarim was appointed by President Joko Widodo to serve as Minister of Education and Culture in the Indonesian cabinet progressing from 2019 to 2024. Nadiem Makarim became the youngest minister in the cabinet.








Sumber : 

Sabtu, 18 Januari 2020

CV (curriculum vitae)




LIA SETIAWATI SADIKIN
0000-2621-7530
Liasetiawati833@gmail.com                                      







PERSONAL DATA
Name                                      : Lia Setiawati Sadikin
Date of Birth                           : Depok, 20 October 1998
Gender                                    : Female
Religion                                  : Islam
Address                                   : Jl. Kenanga No.100 Rt.005/02 Kel.Maruyung Kec.Beji Depok 

NON-FORMAL EDUCATION


2004-2010                             : Elementary School in Pondok Cina IV Depok
2010-2013                               : Junior High School 8 Depok
2013-2016                               : Senior High School Perintis Depok Lenteng Agung
2017-Now                               : Gunadarma University, Faculty of Economics Majoring in
   Accounting

NON-FORMAL EDUCATION

2019                                        : Tax accounting workshop at Gunadarma University


 ABILITY



• Ability in computer and internet (Able to Operate Ms.word, Ms. Excel, Ms. Powerpoint,  SPSS, MyoB, blogging)
• Able to operate the Espt, compile the company's financial statements, create bank reconciliations, make a small cash report

• Ability to organize and able to work together in teams                               

Akuntansi Forensik

  SINGAPURA Biro Investigasi Praktik Korupsi ( Corrupt Practices Investigation Bureau / CPIB), didirikan pada tahun 1952, adalah salah sat...